Tapanuli Tengah

Dianugrahi Laut Yang Luas Dan Hasil Laut Yang Melimpah. Kok Masih Miskin ?

×

Dianugrahi Laut Yang Luas Dan Hasil Laut Yang Melimpah. Kok Masih Miskin ?

Sebarkan artikel ini

Tapteng – Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan Kabupaten yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera. Berdasarkan data dari DKP Tapteng, Produksi penangkapan ikan laut tahun 2020 sebesar 42.321 ton,  produksi budidaya sebesar 1.210 ton dan produksi keramba jaring apung (KJA) sebesar 1.856 ton.

Selain Potensi penangkapan ikan serta produksi budidaya perikanan, kabupaten Tapanuli Tengah ini juga memilik beragam keindahan disepanjang pesisir pantai, sehingga daerah ini dijuluki sebagai daerah yang memiliki wisata sejuta pesona.

Tetapi mengapa masyarakat menyebutkan nelayan diwilayah ini masuk dalam kataegori sebagai masyarakat miskin? Padahal sudah jelas hasil laut sangat berlimpah dan tiada habisnya.

Dari beberapa sumber yang kita kumpulkan ada yang berpendapat kemiskinan terjadi didaerah pesisir pantai ini disebabkan oleh hasil laut yang tidak menentu, pendapatan laut yang tidak mencukupi serta pengaruh cuaca yang mempengaruhi hasil laut sehingga nelayan tidak memiliki penghasilan yang menetap.

Hal-hal tersebut memang bisa kita benarkan sebagai pemicu kurangnya pendapatan hasil para nelayan, tetapi bukan menjadi alasan yang kuat membuat masyarakat nelayan dipesisir pantai ini menjadi miskin.

Dari hasil diskusi Kami mahasiswa angkatan 2020 STPK Matauli bersama dengan Dinas Kalautan dan Perikanan Tapanuli Tengaj. Bapak Rapson Purba mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah Pola pikir masyarakat nelayan yang membuat mereka miskin.

Karena mereka menganggap hasil yang didapatkan untuk hari ini akan bisa didapatkan esok hari. Sehingga, mereka tidak berpikiran untuk menyimpan dan hanya menghabiskan penghasilan mereka pada saat itu juga.

” Masyarakat nelayan seringkali mempunyai pola pikir yang pendek, mereka mengira bahwa kalau yang mereka hasilkan hari ini habis untuk hari ini dan mereka tinggal pergi ke laut untuk mengais hasil kembali, akhirnya yang kita ketahui ialah bahwasanya masyarakat pesisir adalah masyarakat miskin, yang penghasilannya hanya mencukupi kebutuhan untuk satu hari saja,” Ungkap Rapson Purba.

Beliau juga memberikan pesan kepada kita sebagai orang-orang yang mengais ilmu di bidang perikanan kita harus menjadi Garda terdepan sebagai penunjang perekonomian masyarakat nelayan dengan cara memberikan ilmu-ilmu yang bisa menaikkan tingkat perekonomian mereka, juga berusaha merubah pola pikir masyarakat nelayan dan mengajarkan mereka bagaimana cara menikmati hasil laut tanpa harus merusak laut.

Selain itu sedikit demi sedikit kita juga harus mengajarkan orang tua kita tentang menyimpan penghasilan mereka, karena laut tidak bisa terus menerus untuk digais.

Kita juga harus memberi istirahat laut dari kegiatan eksploitsi. untuk itu, mari generasi muda Indonesia bersama-sama kita menjaga ekosistem laut dengan mengubah pola pikir bahwa ketika kita mengambil kita juga harus mengembalikannya dengan cara merawat laut kita.

Penulis : Dwi Agustiani Sihombing ( Mahasiswi Sosial Ekonomi Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *