Kupang,Bina TV, – Biasa dikenal dengan nama Nono atau Caesar Hendrik Meo Tnunay ialah siswa kelas II SD Inpres Buraen II Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang menjadi perbincangan setelah berhasil meraih Juara I tingkat internasional dalam Lomba Matematika yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym secara online.
Atas pencapainnya,Nono mampu mengalahkan bocah dari USA yang hanya menduduki peringkat tiga, dan juga bocah dari Qatar yang menduduki peringkat dua.
Pada kompetisi yang digelar secara online itu, Nono berhasil menyingkirkan ribuan peserta.Sedikitnya ada 7.000 peserta dari seluruh dunia yang berhasil disingkirkan bocah kelahiran 2 April 2015 itu. Tentu atas prestasi Nono Bangsa Indonesia cukup bangga khususnya Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Atas prestasi yang diraih Nono, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan penghargaan dan hadiah.
Siswa kelas 2 SD Inpres Buraen II Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu mengaku mengidolakan Elon Musk.
“Saya ingin seperti Elon Musk. Dia sangat luar biasa,” kata Nono.
Nono mengidolakan Elon Musk karena terkesan dengan berbagai teknologi yang dikembangkannya. Nono pun ingin suatu hari bisa menciptakan teknologi baru untuk membantu masyarakat kecil di lingkungannya.
“Dia sangat luar biasa bisa ciptakan alat transportasi tercepat. Kalau saya yang bisa seperti itu, masyarakat di sekitar sini saya bisa bantu, termasuk saya punya teman-teman sekolah,” kata Nono disambut tepuk tangan dari teman sekelasnya.
Nono Lahir dari Keluarga Sederhana
Nono lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Raflim Meo Tnunay, sehari-hari hanya bekerja serabutan dan sempat menjadi kuli bangunan. Sedangkan sang ibu, Nuryati Seran, merupakan guru dengan status kontrak di tempat sekolah Nono.
Sang ibu, Nuryati, menyebut kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan. Ia bahkan kesulitan untuk memberi pendidikan lebih kepada Nono. Tetapi, kemauan Nono keras.
“Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup,” ucap Nuryati.
Kecerdasan Nono terlihat sejak usia satu tahun. Nuryati menuturkan buah hatinya sudah bisa bicara lancar sejak usia satu tahun.
Saat Nono berusia lima tahun, ia sudah bisa membaca. Saat itu, anak bungsu ini tengah bersekolah di PAUD Tunas Belia.
Nono juga membaca buku-buku karya fisikawan Yohanes Surya sejak usia lima tahun. Sejak itu pula, Nono makin tertarik dan giat mempelajari matematika.
Saban hari Nono memilih berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Sesekali ia diantar oleh ayahnya dengan motor.
“Setiap hari saya jalan kaki saja dan kalau bapak tidak sibuk, kadang diantar dengan motor,”kata Nono.
Bocah yang bercita-cita sebagai prajurit TNI itu mengidolakan Elon Musk dan Yohanes Surya. “Saya ingin seperti Elon Musk.”
Menurut Nono, Elon Musk luar biasa karena bisa menciptakan alat transportasi. Dia ingin bisa seperti bos Tesla itu.
“Kalau saya yang bisa seperti itu, masyarakat di sekitar sini saya bisa bantu, termasuk saya punya teman-teman sekolah,” Pungkasnya