Jakarta Bina TV – Hari ini, ASN khususnya Guru di DKI Jakarta memakai baju Korpri, katanya memperingati Rapat Raksasa Ikada. Apakah berlaku bagi seluruh ASN di Indonesia? Apakah kita ingat sejarah besar ini? Mestinya seluruh rakyat Indonesia memperingatinya, karena semangat yang dibangun melalui Rapat ini sangat luar biasa, kebulatan tekat menyambut kemerdekaan. Di dalamnya terbersit semangat kesatuan dan persatuan dalam mempertahankan Kemerdekaan. Tentu kedepan, upaya mengisi Kemerdekaan.
Hari ini 77 tahun lalu, tepatnya 19 September 1945, atau satu bulan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sekitar 300.000 orang berkumpul di Lapangan Ikada (sekarang Sebelah Selatan Lapangan Monas). Mereka yang berkumpul di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) memiliki satu tekad bulat, yaitu mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru berumur satu bulan.
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Adam Malik, dikutip dari Harian Kompas, 21 September 1979, menganggap rapat raksasa itu sebagai genderang perang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.
Hal itu bukan tanpa alasan
Rapat tersebut mampu membakar semangat rakyat Indonesia, sehingga perang melawan Belanda pun tak terhindarkan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Peristiwa 10 November di Surabaya.
Latar belakang
Dikutip dari Harian Kompas, 20 September 1996, pada hari itu, Lapangan Ikada bak lautan manusia, dengan balutan warna-warni merah putih. Sebanyak 300.000 orang berkumpul di lapangan itu. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Jakarta waktu sekitar 400.000 jiwa.
Rapat tersebut diinisiasi oleh para pemuda yang cemas dan khawatir ketika tentara Sekutu akan membentuk markas besar di Jakarta. Tak hanya itu, para pemuda ini juga marah ketika mengetahui kapal berbendera Sekutu akan berlabuh di Tanjung Priok.
Soebagijo Ilham Notodidjojjo dalam Harian Kompas, 17 September 1976, menyebutkan, tak ada perubahan yang terjadi setelah sebulan sejak Proklamasi Kemerdekaan RI. Meski kabinet telah dibentuk dan tak ada lagi lagu Kimigayo setiap pagi, tetapi perubahan lainnya belum terasa.
Berkumpulnya ratusan ribu orang itu berkat kabar yang beredar dari mulut ke mulut.
Awalnya, rapat direncanakan pada 17 September 1945, tepat satu bulan setelah kemerdekaan. Akan tetapi, karena adanya ancaman dari tentara Jepang dan Sekutu, rapat raksasa di Lapangan Ikada pun akhirnya diundur menjadi 19 September 1945.
Meski larangan mengadakan rapat raksasa telah dikeluarkan oleh tentara Jepang, namun rakyat tetap membanjiri Lapangan Ikada dengan penuh semangat.
Mereka berasal dari berbagai wilayah Jakarta da sekitarnya, seperti Penjaringan, Tanjungpriok, Mangga Besar, Senen, Tanahabang dan Jatinegara. Bahkan banyak dari mereka yang berasal Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Banten. Sebagian besar peserta datang menggunakan kereta api dan berhenti di Stasiun Gambir. Mereka datang dengan membawa poster-poster dan bendera.
Selamat merayakan hari Rapat Raksasa Ikada ….
Sekali Merdeka Tetap Merdeka !!! (Red)