Bandung Bina TV, – Dengan adanya Gerakan sekelompok orang yang ingin mencoba merubah ideologi Pancasila, ini sudah dinyatakan secara terbuka tepatnya Khilafah akan berdiri tegak tahun 2024 bertepatan dengan pesta demokrasi di Indonesia.
“Memang niatan tersebut sudah dinyatakan terbuka bahwa Indonesia harus menjadi negara khilafah.
Politisi kondang Budiman Sudjatmiko Menyatakan berdirinya khilafah merupakan ancaman serius bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI)
Jadi bagi kami itu sebuah warning, bahwa kita dalam pemilihan umum itu proses demokrasi dalam batas-batas NKRI. Jadi ibaratnya begini, ini Gedung NKRI dasarnya Pancasila, peristiwa politik 2024 pemilu itu hanya sekedar mengganti kepala keluarganya, manajernya dan menata ruangnya bukan merobohkan rumahnya.
Jadi Ketika tahun 2023 ada yang ingin merobohkan rumahnya dan mengganti dasarnya itu lain urusannya,” jelasnya, saat ditemui usai acara silaturahmi alumni Lemhanas dengan para pengusaha dan tokoh masyarakat, di Green Forest, Sabtu (15/7).
Jadi menurutnya yang ingin dilakukan itu hanya merubah ornamenya, merubah tata letak mejanya bahkan merubah catnya, tapi rumahnya jangan dirubah. Padahal dulu dalam membuat rumah yang sudah berusia puluhan tahun dengan menghadapi berbagai tantangan.
“Jadi kalau merubuhkannya dan diganti rumah yang baru dengan merombak dan merenovasi itu sangat berbeda filosofisnya. Kita gak mau saat ini menata setiap lima tahun dipake untuk menghancurkan.
Karena kalau dihancurkan yang mendirikanya tidak secara sendiri dan punya keinginan masing-masing. Dan itu akan terus berkelahi berpuluh-puluh tahun. Akhirnya rumah baru tidak terbentuk dan kita tidak mau kejadian seperti itu,”paparnya.
Untuk itu ia berharap agar seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam mengatasi ancaman ideologi ini. Ia pun tak mau kalau anak cucunya pada akhirnya harus hidup di negara lain karena tidak punya rumah.
Untuk itu ia sangat menghargai adanya gagasan dari para seniornya mantan Lemhanas mengadakan silaturahmi dengan para pengusaha dan tokoh masyarakat.
Politisi handal ini mengapresiasi pertemuan tersebut, orang-orang pensiunan yang sudah tidak digaji oleh negara tapi masih menunjukkan kepedulian mereka tidak terbatas oleh jabatan, namun masih peduli untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila.
“Cinta mereka pada Indonesia semata-mata hanya ingin melihat anak cucunya hidup di negara yang maju, damai tertib dan bertoleransi. Jadi anak-anak muda harus banyak belajar dari beliau-beliau ini.
Sementara masih banyak yang masih mempunyai jabatan namun kurang peduli pada kemajuan dan masa depan negara ini,” celotehnya.
Ia pun mengatakan, dirinya sangat respek dan menghagai adanya para mantan anggota dan gubernur Negara Islam Indonesia (NII) yang kni sudah Kembali ke pangkuan NKRI.
“Mereka itu menarik lo, mereka pernah hidup dalam sebuah gerakan ingin menciptakan ingin menciptakan negara islam Indonesia. Namun akhirnya mereka sadar bahwa keislaman mereka hanya bisa tumbuh damai dengan baik dalam NKRI dan berdasarkan Pancasila. In ikan harus didengungkan dan Gerakan bapa-bapa dan ibu-ibu yang sudah senior ini harus didukung leh anak muda,”pungkasnya.(Red)