Jakarta Bina TV, –
Insiden penjarahan rumah milik Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio di Jalan Karang Asem 1, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/8/2025) malam, memicu desakan besar terhadap Partai Amanat Nasional (PAN).
Pengamat politik dan ekonomi, Heru Subagia, menilai partai harus segera mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan citra organisasi.
Menurutnya, salah satu solusi paling mendesak adalah memberhentikan Eko Patrio dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PAN.
Heru mengaku telah menyampaikan langsung usulan itu kepada Ketua Umum PAN.
“Saya katakan kepada Ketum PAN malam tadi, untuk menyelamatkan Partai dan juga entitas Partai, secepatnya memecat Eko Patrio dari jabatannya sebagai Sekjen,” ujarnya pada Minggu (31/8/2025).
Ia juga menegaskan, tekanan publik agar Eko Patrio maupun Uya Kuya dicopot dari kursi DPR RI semakin menguat. Menurutnya, respons PAN harus segera dilakukan agar tidak menambah kerugian politik di tengah situasi penuh gejolak.
Lebih jauh, Heru menekankan bahwa posisi Sekjen PAN sebaiknya diberikan kepada kader internal yang telah lama berjuang di partai.
“Saya sudah sampaikan ke Ketum bahwa selayaknya Sekjen harus diberikan kepada kader ideologis, militan, yang sudah berjuang lama untuk Partai,” jelasnya.
Heru menambahkan, figur yang tepat untuk jabatan itu adalah mereka yang memiliki rekam jejak panjang, kematangan politik, serta pemahaman ideologi yang kuat.
Ia menyebut, dengan langkah tersebut, PAN bisa mengurangi kesan terlalu dominan artis di dalam kepengurusan.
“Paling tidak PAN kembali minimal setengah dari warna PAN yang saat ini lebih didominasi oleh artis,” tambahnya.
Dalam pandangannya, jika kursi Sekjen diisi oleh kader organik dengan pemahaman mendalam terhadap jati diri PAN, maka partai akan bisa kembali ke jalur yang benar.
“Tentunya dengan pemilih sekjen PAN dari individu secara organik adalah ideologi PAN, PAN akan terselamatkan dan tercerahkan secara internal Partai,” timpalnya.
Melalui desakan tersebut, Akhirnya DPP Partai Amanat Nasional memutuskan untuk penonaktifan Eko Patrio dan juga uya Kuya telah resmi di nonaktifkan pertanggal 1 September 2025.
Sementara itu, penjarahan terhadap rumah Eko Patrio berlangsung brutal. Dilaporkan, perabot rumah tangga, pakaian, hingga peralatan elektronik diangkut keluar oleh massa. Pecahan kaca pintu dan jendela berserakan di lantai usai dilempari benda keras. Beberapa orang bahkan terlihat membawa kursi, lampu, koper, hingga kasur dari rumah Wakil Ketua Komisi VI DPR RI tersebut.
Tak hanya barang-barang, sejumlah kucing peliharaan juga ikut dibawa massa.
“Kucing mau saya adopsi,” kata seorang warga sambil menggendong seekor kucing anggora yang diambil dari basement. Meski aparat keamanan dan petugas berseragam lengkap sudah berada di lokasi, arus orang yang keluar masuk rumah tak bisa dibendung.
Mereka yang melakukan penjarahan bukan hanya demonstran dengan wajah dilumuri pasta gigi, tetapi juga pria berpakaian rapi dengan mobil, ibu-ibu, hingga remaja putri berbaju tidur. Kerumunan massa berulang kali mengangkut barang berharga hingga rumah tiga lantai itu nyaris kosong.
“Kapan lagi punya baju, sepatu milik orang kaya. Mas Eko. pak dewan yang baik, terima kasih yaa,” seru beberapa orang di lokasi. (Horas N)