SIBOLGA | BINA TV – Harga emas kembali melonjak tajam pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025, di seluruh gerai Pegadaian. Tiga merek utama, yaitu Antam, Galeri 24, dan UBS, kompak mencatatkan kenaikan harga yang signifikan di berbagai ukuran.
Kenaikan ini menjadi salah satu yang tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan naiknya permintaan emas di dalam negeri menjelang akhir tahun.
Harga Emas Naik di Semua Jenis
Berdasarkan data resmi dari Sahabat Pegadaian, berikut rincian kenaikan harga hari ini:
Emas Antam
- Naik Rp16.000 per gram, dari Rp2.340.000 menjadi Rp2.356.000 per gram.
- Harga pecahan lain juga ikut terdongkrak:
- 0,5 gram: Rp1.231.000
- 2 gram: Rp4.649.000
- 5 gram: Rp11.544.000
- 10 gram: Rp23.029.000
- 25 gram: Rp57.441.000
- 50 gram: Rp114.799.000
- 100 gram: Rp229.515.000
- 250 gram: Rp573.510.000
- 500 gram: Rp1.146.801.000
- 1000 gram: Rp2.293.559.000
Emas Galeri 24
- Naik Rp28.000 per gram, dari Rp2.230.000 menjadi Rp2.258.000 per gram.
- Harga pecahan lain:
- 0,5 gram: Rp1.184.000
- 2 gram: Rp4.447.000
- 5 gram: Rp11.035.000
- 10 gram: Rp22.011.000
- 25 gram: Rp54.891.000
- 50 gram: Rp109.694.000
- 100 gram: Rp219.280.000
- 250 gram: Rp547.929.000
- 500 gram: Rp1.095.317.000
- 1000 gram: Rp2.190.633.000
Emas UBS
- Kenaikan tertinggi terjadi pada UBS, yang naik Rp31.000 per gram, dari Rp2.275.000 menjadi Rp2.306.000 per gram.
- Daftar harga lengkap:
- 0,5 gram: Rp1.247.000
- 2 gram: Rp4.575.000
- 5 gram: Rp11.305.000
- 10 gram: Rp22.490.000
- 25 gram: Rp56.115.000
- 50 gram: Rp111.998.000
- 100 gram: Rp223.908.000
- 250 gram: Rp559.602.000
- 500 gram: Rp1.117.887.000
Mengapa Harga Emas Terus Naik?
Kenaikan harga emas global didorong oleh ketidakpastian ekonomi dunia, gejolak geopolitik, dan penyesuaian suku bunga bank sentral utama seperti The Federal Reserve (AS).
Ketika pasar saham berfluktuasi dan nilai mata uang melemah, investor cenderung mengalihkan aset mereka ke logam mulia sebagai bentuk investasi aman (safe haven).
Selain itu, menjelang akhir tahun, permintaan emas di Indonesia juga meningkat — baik untuk investasi, perhiasan, maupun tabungan jangka panjang.
Ekonom menilai, tren kenaikan ini berpotensi berlanjut hingga akhir 2025, terutama jika ketegangan politik global belum mereda.
“Harga emas masih punya potensi naik. Namun, investor perlu bijak menentukan waktu beli agar tidak terjebak di harga puncak,” ujar Wahyu Wachid Anshory, pengamat pasar komoditas.
Perbedaan Antam, Galeri24, dan UBS
Meskipun ketiganya memiliki kadar kemurnian 99,99 persen (24 karat), terdapat perbedaan dari sisi produsen dan sertifikasi:
- Emas Antam (PT Aneka Tambang Tbk)
Memiliki sertifikat London Bullion Market Association (LBMA) yang diakui secara internasional, membuat harganya cenderung lebih tinggi dan mudah dijual kembali ke pasar global. - Emas Galeri 24 (Anak perusahaan Pegadaian)
Memiliki sertifikasi SNI 8880:2020 dan standar ISO, dengan keunggulan produk yang mudah diakses di seluruh gerai Pegadaian di Indonesia. - Emas UBS (PT Untung Bersama Sejahtera)
Dikenal dengan harga yang lebih kompetitif di pasar domestik dan menjadi pilihan populer bagi pelaku usaha perhiasan dan investor ritel.
Tren Investasi Emas Masih Positif
Kenaikan harga emas justru membuat minat masyarakat terhadap investasi logam mulia semakin meningkat.
Pegadaian melaporkan, permintaan emas batangan dan layanan tabungan emas digital naik lebih dari 20 persen dalam sebulan terakhir.
Bagi masyarakat, emas tetap menjadi pilihan investasi yang likuid, stabil, dan bebas inflasi jangka panjang.
“Investasi emas itu bukan sekadar tren, tapi bentuk perlindungan nilai aset dari ketidakpastian ekonomi,” ujar seorang nasabah Galeri24 di Medan.
Kesimpulan
Kenaikan harga emas Antam, Galeri24, dan UBS pada 7 Oktober 2025 menunjukkan kuatnya sentimen positif terhadap aset logam mulia.
Dengan harga per gram yang kini menembus Rp2,3 juta, emas masih menjadi instrumen investasi paling diminati di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Dari Studio BINA TV, kami mengingatkan:
“Bijak berinvestasi, lindungi nilai aset, dan pantau harga setiap hari sebelum membeli.”