Sibolga

Pendidikan di Kota Sibolga Tercoreng dengan Kasus dugaan Perundungan terhadap Siswa SMP

×

Pendidikan di Kota Sibolga Tercoreng dengan Kasus dugaan Perundungan terhadap Siswa SMP

Sebarkan artikel ini

Sibolga Bina TV, – Citra Pendidikan di Kota Sibolga tercoreng dengan adanya Kasus perundungan antarsiswa yang terjadi di salah satu SMP Negeri Kota Sibolga. Korbannya adalah PPS (13), siswa Kelas VII di sekolah tersebut.

PPS mengalami kekerasan verbal dan fisik dari beberapa orang kakak kelasnya di lingkungan sekolah.

“Waktu itu hari Senin (11/7/2022) pertama masuk sekolah. Aku, kan, mau memesan mi (di kantin sekolah saat jam istirahat). Datang dia (adik dari salah seorang pelaku perundungan), dimakinya aku, ditendangnya juga aku. Tapi, aku diam saja. Setelah itu, aku dikeroyok abang kelas, lima orang, di lapangan sekolah,” kisah PPS kepada awak media, di rumah orangtuanya, di Dusun II, Desa Mela I, Kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (13/7/2022) pagi.

“Satu orang (pelaku pengeroyokan) aku kenal. Mereka Kelas VIII. Waktu itu ada abang kelas yang lain datang membantuku. Tapi, dia juga kena keroyok,” tambahnya.

Menurut PPS, peristiwa itu telah dilaporkannya kepada Guru Kesiswaan. Namun, kejadian pengeroyokan kembali dialaminya dari orang yang sama saat pulang sekolah.

“Guru bilang, bawa besok orangtuamu ke sekolah. Kau juga (siswa lain korban pengeroyokan)”, itu kata bu guru di kantor sekolah. Setelah itu, di luar sekolah, simpang Pintu Angin, ada juga dikeroyok orang itu aku,” ungkapnya.

PPS, yang hingga kini masih menderita luka memar dan lebam di wajahnya mengaku trauma dan takut untuk kembali bersekolah. “Aku gak berani datang ke sekolah itu, takut,” ucapnya.

Lentina Simanjuntak, ibu PPS menyesalkan sikap pihak sekolah yang dinilainya lambat menangani perkara menimpa putranya.

“Kemarin (12/7), sudah datang aku ke sekolah menemui guru. Saya diterima ibu Pardosi di ruang guru. Kata ibu Pardosi “Belum datang orangtua anak (pelaku pengeroyokan) itu. Jadi, saya tanya, gimana (penanganan kasus pemukulan) ini bu, “tunggulah dulu bu, sudah dilayangkan surat panggilan ke orangtua (pelaku pengroyokan) nya. Nantilah (dipertemukan kedua belah pihak), kalau datang orangtuanya),” tutur lentina yang menangis menceritakan kondisi anaknya saat pertama dikeroyok.

Guru Bidang Kesiswaan SMP Negeri 4 Sibolga, Rita Megawati Pardosi, yang diminta konfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya hingga kini masih menunggu kesediaan orangtua siswa pelaku pengeroyokan untuk memenuhi surat panggilan dari sekolah.

“Intinya, persoalan (kasus pengeroyokan siswa di lingkungan sekolah) itu bukan tidak kami selesaikan, kami selesaikan. Tapi, orangtua siswa yang melakukan pemukulan itu tidak datang (memenuhi surat panggilan pihak sekolah) sampai sekarang. Bagaimana kami mau melanjutkan (untuk penyelesaian perkara) nya. Dan, siswa (pelaku pengeroyokan) itu pun sampai sekarang tidak muncul ke sekolah. Malah, surat panggilan yang kedua akan dikirim,” kata Rita, di ruang guru, meski sempat menolak memberikan keterangan kepada sejumlah awak media.

Ketika ditanya, apakah pihak sekolah melakukan pendekatan terhadap siswa korban perundungan, dan mendatangi langsung keluarga pelaku perundungan, pihak sekolah mengaku belum ada waktu.

“Kejadian kan masih baru, seninnya kejadian, jadi kami belum ada mendatangi korban. untuk pelaku pun kami mengirim surat saja, karen itu sesuai prosedur sekolah,” ucap salah seorang guru yang mengaku wakil kepala sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *