Bekasi

Akselerasi Digitalisasi Pendidikan Nasional, Pemerintah Targetkan 288.000 Panel Interaktif untuk Sekolah di Seluruh Indonesia

167
×

Akselerasi Digitalisasi Pendidikan Nasional, Pemerintah Targetkan 288.000 Panel Interaktif untuk Sekolah di Seluruh Indonesia

Sebarkan artikel ini

 

Bekasi Bina TV
Pemerintah Republik Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan. Dalam rapat kabinet di Istana Negara pada Selasa, 21 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan program Akselerasi Digitalisasi Pendidikan Nasional yang akan menjangkau ribuan sekolah dari Sabang hingga Merauke.

Melalui program ini, pemerintah akan mendistribusikan 288.000 unit panel interaktif (Interactive Flat Panel/IFP) ke sekitar 50.000 sekolah di seluruh Indonesia. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah besar dalam pemerataan kualitas pendidikan dan penyesuaian sistem belajar mengajar terhadap era teknologi digital.

Langkah Konkret Pemerintah

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjelaskan bahwa tahap pertama program ini akan menargetkan sekolah-sekolah yang sudah memiliki infrastruktur dasar, seperti listrik dan akses internet stabil.

Setiap sekolah akan menerima:

  • 1 unit panel interaktif pada tahun 2025,
  • 4 unit panel interaktif pada tahun 2026,
  • dan meningkat menjadi 6 unit panel interaktif per sekolah pada tahun 2027.

Panel berukuran 75 inci ini dilengkapi dengan sistem operasi berbasis Android, konektivitas internet, dan perangkat lunak pembelajaran interaktif yang dapat digunakan untuk pelajaran matematika, sains, bahasa, hingga keterampilan vokasi.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan pelatihan nasional untuk guru-guru di lebih dari 70 lokasi pusat pelatihan agar mampu memanfaatkan teknologi digital dalam proses belajar mengajar.

 Tujuan dan Dampak Program

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa digitalisasi pendidikan bukan sekadar distribusi perangkat, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia.

“Generasi muda Indonesia harus dibekali dengan kemampuan digital sejak dini agar siap menghadapi tantangan global,” ujar Presiden Prabowo.

Program ini juga diharapkan mampu:

  • Mengurangi kesenjangan pendidikan antara kota besar dan daerah terpencil.
  • Meningkatkan kualitas interaksi belajar antara guru dan siswa.
  • Mendorong efisiensi administrasi sekolah melalui sistem digital.
  • Menjadi pondasi menuju pendidikan cerdas dan inklusif di era Revolusi Industri 5.0.

  Tantangan di Lapangan

Meskipun program ini disambut positif, beberapa kendala masih perlu diatasi. Infrastruktur internet di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) menjadi tantangan utama. Untuk itu, pemerintah menyiapkan teknologi konektivitas alternatif dan solusi penyimpanan offline agar kegiatan belajar tetap berjalan meski tanpa internet stabil.

Selain itu, pengawasan distribusi perangkat dan pelatihan tenaga pendidik akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini.

  Suara dari Lapangan

Kepala Sekolah SMPN 4 Wamena, Papua, Maria Yuliana, menyambut baik inisiatif pemerintah ini.

“Selama ini kami kesulitan mendapat perangkat pembelajaran modern. Dengan adanya panel interaktif, siswa jadi lebih semangat belajar dan guru bisa lebih kreatif,” ungkapnya.

Sementara itu, guru dari SMK di Bandung, Andri Setiawan, berharap pelatihan untuk guru lebih intensif.

“Teknologinya bagus, tapi butuh bimbingan supaya penggunaannya optimal dan tidak hanya sekadar pajangan di kelas,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *