BinaTV – China dengan tegas menentang kontrol ekspor Amerika Serikat (AS) atas rantai pasok chip semikonduktor. Beijing juga mendesak Washington segera menghentikan intervensinya tersebut.
Demikian pernyataan Kementerian Perdagangan China seperti dilansir Reuters, Senin (10/20/2022).
“Keputusan Amerika Serikat (AS) tidak hanya merugikan perusahaan China tetapi juga kepentingan komersial eksportir AS,” demikian mengutip pernyataan tersebut.
Pada Jumat lalu, Administrasi Presiden Joe Biden menerbitkan serangkaian kontrol ekspor, termasuk langkah untuk memotong akses China untuk chip semikonduktor tertentu yang dibuat di mana saja di dunia menggunakan peralatan AS.
Kontrol ini dilakukan AS untuk memperluas jangkauannya sebagai upaya untuk memperlambat kemajuan teknologi dan militer Beijing.
Beberapa aturan diantaranya segera berlaku. Didasarkan pada pembatasan yang dikirim dalam surat tahun ini kepada pembuat alat terkemuka KLA Corp, Lam Research Corp dan Applied Materials Inc, yang secara efektif mewajibkan mereka untuk menghentikan pengiriman peralatan ke pabrik-pabrik yang sepenuhnya dimiliki China yang memproduksi chip logika canggih.
Langkah-langkah tersebut dapat menjadi perubahan terbesar dalam kebijakan AS terhadap teknologi pengiriman ke China sejak tahun 1990-an.
Jika efektif, mereka dapat melumpuhkan industri manufaktur chip China dengan memaksa perusahaan Amerika dan asing yang menggunakan teknologi AS untuk menghentikan dukungan untuk beberapa pabrik dan desainer chip terkemuka China.
Perluasan kekuatan AS untuk mengontrol ekspor chip yang dibuat dengan peralatan AS ke China didasarkan pada perluasan yang disebut aturan produk asing langsung. Itu sebelumnya diperluas untuk memberikan otoritas pemerintah AS untuk mengontrol ekspor chip yang dibuat di luar negeri ke raksasa telekomunikasi China Huawei Technologies Co Ltd dan kemudian untuk menghentikan aliran semikonduktor ke Rusia setelah serangannya ke Ukraina.
“Ini akan membuat China mundur dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Jim Lewis, pakar teknologi dan keamanan siber di Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington D.C.. Menurutnya, kebijakan tersebut mengingatkan kembali pada peraturan keras dari puncak Perang Dingin.
“China tidak akan menyerah pada pembuatan chip, tapi ini benar-benar akan memperlambat mereka (turun).”
Jumat pekan lalu, pemerintahan Biden menerapkan pembatasan yang diperluas ke IFLYTEK China, Teknologi Dahua, dan Teknologi Megvii, perusahaan ditambahkan ke daftar entitas pada 2019 atas tuduhan mereka membantu Beijing dalam penindasan kelompok minoritas Uyghur.
Aturan itu juga memblokir pengiriman beragam chip untuk digunakan dalam sistem super komputer China.