Tapanuli Utara

Rapat Pendeta HKBP Tegaskan Seruan Tutup TPL

185
×

Rapat Pendeta HKBP Tegaskan Seruan Tutup TPL

Sebarkan artikel ini

 

Tapanuli Utara, Bina TV |Pimpinan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) kembali menegaskan sikap tegasnya terhadap operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) dalam forum Rapat Pendeta Hatopan HKBP Tahun 2025, yang digelar di Auditorium Seminarium Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (28/10/2025). Gereja terbesar di Tanah Batak ini secara resmi menyerukan kembali agar TPL ditutup, karena dinilai telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan konflik sosial di kawasan Danau Toba.

Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seruan ini merupakan bentuk keprihatinan gereja terhadap kondisi alam dan masyarakat Batak yang terdampak oleh aktivitas industri tersebut.

“Alasannya cukup kuat, karena kehadiran TPL selama lebih dari 30 tahun telah merusak alam dan menimbulkan gesekan sosial di masyarakat. Satu marga, bahkan satu kampung bisa berkonflik,” tegas Ephorus Victor di hadapan ribuan pendeta yang hadir.

Rapat Pendeta tahun ini diikuti oleh lebih dari 2.500 pendeta dari 33 distrik HKBP di seluruh Indonesia dan luar negeri. Dalam forum ini, isu lingkungan hidup menjadi salah satu topik utama pembahasan, di samping evaluasi pelayanan gereja dan agenda pastoral.

“Kami ingin mengulang dan menegaskan kembali seruan ini secara resmi dalam forum pendeta. Gereja tidak boleh diam melihat kerusakan alam yang terjadi di tanah leluhur kita,” ujarnya lagi.

HKBP Siap Temui Presiden

Ephorus Victor mengungkapkan bahwa HKBP telah mengajukan permohonan audiensi dengan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, untuk menyampaikan langsung aspirasi gereja dan masyarakat terkait kerusakan lingkungan di Tanah Batak.

“Mudah-mudahan kami diberi kesempatan bertemu. Kami tahu Presiden sangat peduli terhadap lingkungan hidup. Dari program Astacita beliau, terlihat jelas komitmen menjaga keberlanjutan alam,” tambah Ephorus Victor.

Selain kepada Presiden, HKBP juga telah menjalin komunikasi dengan Menteri Kehutanan, tokoh-tokoh Batak, dan organisasi masyarakat sipil guna menyatukan langkah dalam menjaga kelestarian alam serta memperjuangkan keadilan ekologis di kawasan Danau Toba.

Gereja Panggil Umat untuk Peduli Alam

Dalam rapat tersebut, HKBP menegaskan bahwa perjuangan menjaga alam adalah bagian dari panggilan iman gereja terhadap keutuhan ciptaan Tuhan. Gereja mengajak seluruh umat dan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan serta menolak segala bentuk eksploitasi alam yang merusak kehidupan bersama.

“Kami tidak menolak pembangunan, tapi pembangunan yang merusak alam dan memecah masyarakat bukanlah berkat. Itu harus dihentikan,” ujar salah satu pendeta peserta rapat.

Rapat Pendeta Hatopan HKBP 2025 ini ditutup dengan ibadah bersama dan pembacaan pernyataan sikap resmi HKBP, yang berisi dorongan agar pemerintah pusat dan daerah meninjau ulang izin operasional PT TPL serta memastikan keberlanjutan lingkungan di kawasan Danau Toba.

Dengan seruan tegas “Tutup TPL”, HKBP menunjukkan konsistensi moral dan spiritualnya dalam membela hak rakyat serta menjaga kelestarian alam Tanah Batak — sebuah warisan berharga yang dipercaya sebagai anugerah Tuhan bagi generasi kini dan yang akan datang.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *